Letak Benteng Pendem
Jika kita menilik kota Semarang dari lembaran peta kuno, tentu wajah kota ini sangat berbeda sekali. Diwaktu itu kotanya demikian teratur dengan deretan rumah dan kantor. Di tepi Jalan Utama juga terdapat rel tram sebagai angkutan kota. Salah satu artefak yang sangat menarik adalah Benteng Pendem atau benteng dalam tanah dimana hanya sedikit dari bagian benteng ini yang terlihat dari permukaan tanah.
Setelah Perarg Diponegoro berakhir (1830), penguasa Belanda telah membangun beberapa buah benteng baru. Salah sebuah diantaranya terletak di daerah Poncol Semarang, terletak di sebelah barat laut dari stasiun kereta api.
Benteng yang dibangun antara tahun 1835 sampai tahun 1840 itu resminya bernama Fort Prins van Oranje artinya Benteng Pangeran Oranye. Persis seperti nama benteng kuno Belanda di Surabaya, di mana Kanjeng KyaiTerboyo pernah disekap sebelum dibuang ke Ambon bersama puteranya Radan Saleh alias Notodiningrat.
Setelah Perarg Diponegoro berakhir (1830), penguasa Belanda telah membangun beberapa buah benteng baru. Salah sebuah diantaranya terletak di daerah Poncol Semarang, terletak di sebelah barat laut dari stasiun kereta api.
Benteng yang dibangun antara tahun 1835 sampai tahun 1840 itu resminya bernama Fort Prins van Oranje artinya Benteng Pangeran Oranye. Persis seperti nama benteng kuno Belanda di Surabaya, di mana Kanjeng KyaiTerboyo pernah disekap sebelum dibuang ke Ambon bersama puteranya Radan Saleh alias Notodiningrat.
Tetapi, oleh masyarakat Semarang tempo doeloe benteng itu lebih terkenal dengan nama Benteng Pendem, karena sebagian dari benteng itu letaknya memang "terpendam" berada di bawah perrmukaan tanah.
Menurut Th. van Swieten dalam tulisannya "Wandeling door Semarang" yang pernah dimuat dalam majalah Berichten St. Claverbond pada tahwn 1901, Penguasa Belanda pada waktu itu mendirikan benteng tersebut dengan tujuan sebagai pangkalan dan tempat pertahanan untuk menghadapi bila tiba-tiba timbul pemberontakan di kalangan rakyat..
Sayang setelah empat tahun usai dibangun, benteng itu ternyata telah mengalami malapetaka dengan terjadinya ledakan hebat yang berasal dari ruangan tempat pembuatan mesiu.
Tiga tahun berikutnya, benteng itu untuk kedua kalinya telah diserang bencana. Bahkan kali ini lebih lebih hebat. Pada waktu itu, bangsal besar yang terletak di tempat tersebut., dimana mesiu disimpan, tiba-tiba telah. disambar petir. Akibatnya 31-52 pon mesiu telah meledak sedangkan dua dari empat orang penjaga yang sedang berdinas di tempat tersebut telah. tewas, sementara dua orang lainnya telah mendapatkan Iuka-luka (Kalff, S. Samarangsche Notities. Termuat dalam Indische Verlofganger 1929-1930).
Pada kira-kira sekitar tahun 1850 sampai 1860-an Benteng Pendem mulai berubah fung sinya digunakan sebagai tempat penjara militer. Apa yang menjadi alasannya hingga sekarang masih belum diketahui dengan pasti.
No comments:
Post a Comment