Sunday, March 1, 2015

Surat Kabar yang Terkenal

Kantor De Locomotief Tidak Jauh Dari Bangunan Berkubah

Dibawah pimpinan C.E van Kesteren De Locomotief telah berhasil meraih reputasi yang sangat bagus di kalangan masyarakat, disamping mempunyai langganan yang tersebar di berbagai penjuru tanah air. Di Eropa sendiri, pada waklu itu De Locomotief rupanya juga telah mempunyai banyak langganan, hingga sampai perlu untuk menempatkan dua orang agen besar, masing di Paris dan Amsterdam.

Namun itu semua belum merupakan puncak kemegahan dari De Locomotief. Menurut sebuah katalog mengenai harian tersebut yang pernah diterbitkan oleh Inter Documentation Company AG Switzerland pada beberapa tahun berselang, puncak kemegahan dari harian De Locomotief itu justru baru tercatat setelah suatu periode yang singkat di bawah pimpinan seorang novelist terkenal ternama P.A. Daum.

Dengan kritik-kritiknya yang tajam yang dialamatkannya pada Pemerintah Hindia Belanda, harian De Locomotief yang pada waktu itu dipimpin oleh J.A. Scheltema, pada masa itu (tepatnya pada tanun 1855) telah terlibat dalam suatu konflik yang sengit dengan Gubernur Jendral Hindia Belanda O van Rees. Konflik itu demikian memuncak, hingga Gubernur Jendral Hindia Belanda tersebut pada waktu itu telah memerintahkan untuk menutup semua kantor De Loccmotief. Namun, pada malam itu juga Scheltema dengan cepat ternyata telah berhasil memindahkan salah sebuah dari mesin cetaknya ke tempat yang lain, sementara esok harinya ia mengabar kan pada pihak penguasa bahwa sebuah harian yang baru akan terbit dengan na ma' De Nieuwe Locomotief.
 
Tindakan Scheltema sudah terang merupakan suatu tindakan yang sangat berani. Tetapi, sekalipun demikian, Scheltema sendiri tidak urung merasa takut juga dengan tindakan yang telah dilakukannya. Demikianlah. segera setelah ia mengumumkan maklumatnya, ia telah melarikan diri ke Singapura, dengan tujuuan untuk menghindarkan diri dari penangkapan aparat Pemerintah Hindia Belanda.

Jabatan Scheltema kemudian diduduki oleh P Brooshooft, seorang pemimpin redaksi yang suka humor dan riang gembira. Di bawah pimpinannya De Locomotief berhasil menjulang menjadi suatu harian yang sangat populer dan sangat disukai oleh khalayak ramai. Disamping itu, dibawah pimpinannya harian De Locomotief juga telah  berhasil menjadikan "politik ethis" yang sebelumnya telah digunakannya sebagai garis kebijaksanaan umum nya, menjadi dasar .asasinya demi kepentingan bangsa Indonesia.

Pada zamannya Brooshooft para pemerhati sering tercenung menyaksikan bagaimana orang-orang De Locomatif bekerja. Sebagaimana pernah ditulis sendiri oleh J E. Stokvis (salah seorang bekas pemimpin redaksi dari De Locomcotief) dalam sebuah memoirnya, pada zamannya Brooshoft dan pada beberapa masa sebelum dan sesudahnya kantor dari harian yang sangat terkenal itu, terletak di Hoogendarpstraat. di tengah-tengah kantor-kantor dagang, bank eksport-import dan kantor-kantor advokat, boleh dikatakan ibaratnya "berlomba dalam kemiskinan". Pemimpin redaksinya misalnya seperti halnya anggotanya - mengacu opini dunia hanya dalam sebuah kamar yang suram dengan lantai ubin merah yang klassikal sambil duduk di atas sebuah kursi yg sudah sangat kuno menghadapi sebuah meja yang sangat sederhana terbuat dari kayu.

Sebagai penerangan ada sebuah lampu gas menggantung dalam ruangan itu, berbentuk harpa, namun sudah luntur warnanya. Di dinding nampak menggantung sebuah peta besar Nusantara, untaian zamrud di khatulistiwa di mana kasih sayang dan perhatian dari para redaksi De Locomotif pada  penduduknya telah tercurah.

Untuk para tamu tersedia sebuah kursi, beberapa tempat duduk yang bisa berputar dan sebuah tempat duduk dengan sandaran yang agak curam. Seluruhnya, kata J.E. Stokvifs, tidak ubahnya dengan sebuah tempat kediaman bagi seorang yang seharusnya  dipenjara .

Sekalipun demikian orang orang De Locomotief tetap bekerja dgn penuh kegembiraan dan dengan segala ke sederhanaan itulah telah berhasil meluncur percikan-percikan perenungan yang sangat tajam dan untaian untaian pikiran yang Brilliant dari Brooshooft dan kcmudian juga dari Stokvifs dan Lievegoed tiga orang pemimpin redaksi yang berhaluan maju semuanya demi kemajuan bangsa Indonesia.

No comments:

Post a Comment