Rumah Oei Tjoe
Dalam buku Present Day Impressions Of The Far East And Prominent & Progressive Chinese at Home and Abroad, yang diterbitkan oleh The Globe Encyclopedia Company pada tahun 1917, dan berisi rekaman keterangan-keterangan berharga mengenai sejarah, penduduk perdagangan, industri dan sumber kekayaan alam di Tiongkok, Hongkong, Indochina, Malaysia dan Indonesia, Oei Tjoe pernah diberi julukan sebagai seorang yang benar-benar ajaib, oleh karena sekalipun ia tidak mengetahui bahasa-bahasa asing, namun ia telah dapat mengurusi perdagangan yang besar.
Oei Tjoe hanya dapat membaca dan menulis dalam bahasa dan aksara Tionghoa saja, dan tidak pernah mengenyam bangku sekolah .Walaupun demikian, karena ketekunan nya, kehematannya dan nasibnya yang baik, ia berhasil menjadi seorang pedagang yang kaya raya, di kota Semarang, yang mempunyai sebuah perusahaan besar yang kian lama kian berkembang, hingga pada tahun 1898 dapat membuka cabang di Pekalongan, dan, pada tahun 1904 di Singapura, sedangkan di Batavia tahun 1907. Disamping itu, ia juga memiliki cabang-cabang di Medan, Shanghai dan Amoy.
Oei Tjoe mempunyai sebuah kantor besar di Gang Tengah Semarang, yang mula-mula kecuali dipergunakan sebagai kantor bagi perusahaannya juga dipergunakan sebagai rumah pribadinya.
Pada tahun 1916, tepatnya pada bulan November, Oei Tjoe berhasil menyelesaikan pembangunan sebuah rumah besar di Peterongan yang dimaksudkan akan dipakai sebagai tempat tinggalnya. Setelah pembangunan itu selesai, iapun kemudian pindah ke tempat itu bersama-sama dengan semua anggauta keluarganya.
Istana itu dibangun dengan langgam arsitektur Eropa, dengan halaman yang sangat luas disertai dengan sebuah patung nyonya Belanda sedang mengacungkan tangannya. Di sebelah kirinya. dihiasi dengan gunung-gunungan yang terbuat dari batu, dan diantara gunung-gunungan itu nampak pula sebuah jembatan yang mengingatkan para pemandangan pada panorama alam dalam Iukisan klasik Tionghoa.
Semuanya, menyuguhkan suatu perpaduan yang sangat menarik dan anggun, Namun sayang, bahwa semua keindahan itu ternyata tidak berusia lama. Karena sekarang justru telah lenyap sekalipun gedungnya masih ada, dan sisa dari gunung-gunungah itupun masih ada pula.
Oei Tjoe mempunyai sebuah kantor besar di Gang Tengah Semarang, yang mula-mula kecuali dipergunakan sebagai kantor bagi perusahaannya juga dipergunakan sebagai rumah pribadinya.
Pada tahun 1916, tepatnya pada bulan November, Oei Tjoe berhasil menyelesaikan pembangunan sebuah rumah besar di Peterongan yang dimaksudkan akan dipakai sebagai tempat tinggalnya. Setelah pembangunan itu selesai, iapun kemudian pindah ke tempat itu bersama-sama dengan semua anggauta keluarganya.
Istana itu dibangun dengan langgam arsitektur Eropa, dengan halaman yang sangat luas disertai dengan sebuah patung nyonya Belanda sedang mengacungkan tangannya. Di sebelah kirinya. dihiasi dengan gunung-gunungan yang terbuat dari batu, dan diantara gunung-gunungan itu nampak pula sebuah jembatan yang mengingatkan para pemandangan pada panorama alam dalam Iukisan klasik Tionghoa.
Semuanya, menyuguhkan suatu perpaduan yang sangat menarik dan anggun, Namun sayang, bahwa semua keindahan itu ternyata tidak berusia lama. Karena sekarang justru telah lenyap sekalipun gedungnya masih ada, dan sisa dari gunung-gunungah itupun masih ada pula.
Demikianlah sedikit riwayat dari seorang hartawan di kota Semarang pada masa tempo doeloe, yang bernama Oei Tjoe, yang mula-mula hanyalah seorang pedagang kopi yang miskin saja, namun berkat keuletannya, berkat kehematannya berkat kejujurannya dan berkat bintang nasibnya, pada akhirnya telah berhasil memuncak, hingga menjadi seorang pedagang besar yang kaya raya.
Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dan suri tauladan dari kunci suksesnva itu.
Mudah-mudahan kita bisa mengambil hikmah dan suri tauladan dari kunci suksesnva itu.
No comments:
Post a Comment